Thursday, 4 September 2014

Simulasi Penertiban PKL Menuai Kritik




Pedagang Kaki Lima (PKL) sekitar Pasar Tanjung yang berasal dari Jalan Untung Suropati, Kamis (4/9), kembali mendatangi kantor DPRD Jember. Mereka mempertanyakan hasil pertemuan tim penertiban PKL Pemkab Jember, PKL, dan pimpinan dewan sementara, Jumat  (29/8/2014) pekan lalu.
Menurut PKL, hingga saat ini belum ada kejelasan nasib PKL pasca adanya pertemuan itu. Sementara hasil survei perwakilan PKL, tempat relokasi yang disiapkan Pemkab Jember tidak layak. Sebab, tempat relokasi tersebut sepi pembeli. PKL meminta Pemkab menyediakan tempat yang strategis dan layak, sebelum melakukan relokasi.
Sekretaris Paguyuban PKL jakan Untung Suropati, Sodiq Mahmud menjelaskan, para PKL siap direlokasi namun harus berada di lokasi yang tepat. Mereka menginginkan agar lapangan Talangsari menjadi lokasi mereka untuk berjualan.
“Kami siap untuk direlokasi, tetapi kami minta lokasi yang strategis, seperti di Lapangan Talangsari, sebelum ada penertiban, kami minta lokasi itu sudah disiapkan untuk kami,” terangnya.
Dia juga menyayangkan tim relokasi PKL melakukan simulasi penertiban di depan Kantor Pemerintah Daerah (Pemkab) Jember, mereka menilai bahwa simulasi itu menunjukkan Satpol PP menganggap PKL sebagai musuh.
Hal senada disampaikan perwakilan PKL yang lain, Samsudin. Samsudin menilai kegiatan simulasi penertiban PKL merupakan tindakan unjuk kekuatan untuk menakut-nakuti mereka. Padahal, pasca menerima surat dari Satpol PP terkait rencana penertiban, banyak PKL yang ketakutan bahkan ada beberapa PKL yang jatuh sakit. Para PKL sudah tidak nyaman lagi berjualan. 
Wakil Ketua DPRD Jember sementara, Ayub Junaidi, meminta tim penertiban terus membangun komunikasi dengan PKL. Seharusnya tim penataan dan penertiban tidak memposisikan PKL sebagai musuh yang harus dimusnahkan.
Ayub mengkritik keras simulasi yang menampilkan tindakan kekerasan. “Seharusnya pendekatan yang dilakukan harus dengan cara yang lebih manusiawi,” tutur Ayub. Ia juga mencontohkan Pemkab Banyuwangi yang bisa menertibkan PKL tanpa kekerasan.
             
          Sementara itu, Tim Penataan atau relokasi PKL  menginginkan agar penertiban pedagang kaki lima di sekitar Pasar Tanjung, 8 September 2014, tidak memunculkan korban jiwa. Mengejar target sukses dalam penertiban PKL ini, Satuan Polisi Pamong Praja bersama aparat kepolisian dan TNI menggelar simulasi, di depan kantor Pemkab Jember, Kamis (4/9/2014).
 "Targetnya kepada tim penertiban supaya kompak, punya persepsi sama, dan pemahaman ini tugas dan harus berhasil. Tidak ada yang jadi korban manusia. Tidak terjadi hal tak diinginkan," kata Wakil Bupati Kusen Andalas yang juga ketua tim penertiban.
Kusen mengingatkan, PKL diberi tenggat hingga 7 September 2014 untuk membongkar lapak. Jika belum juga menertibkan diri sendiri, maka petugas akan bergerak keesokan harinya. "(Simulasi) ini bukan memanas-manasi. Kita kumpulkan (petugas memberi pengarahan mana yang kurang, sehingga di lapangan berjalan lancar. Jadi ini tidak untuk menakuti, tapi supaya kompak," kata Kusen.
Kusen menyatakan, penertiban PKL bukan masalah takut atau berani dan bukan untuk memusuhi para PKL. "Kita menjalankan tugas harus tegas. Tidak takut siapa-siapa, tapi takut dengan peraturan," kata Kusen.
Kepala Satuan Polisi PP Suryadi menyatakan, ada 370 petugas Satpol PP, 175 petugas kepolisian, dan 75 TNI yang akan diturunkan dalam penertiban pekan depan. Banyaknya petugas yang terlibat penertiban ini disebabkan Pemkab ingin memanajemen penertiban dengan baik.
"Kami adalah sahabat PKL. Kami (akan) tegas, humanis, sehingga penertiban PKL berjalan lancar, tidak ada permasalahan," kata Suryadi.
"Pasca penertiban, kami akan jaga secara rutin. Kalau ada PKL datang lagi akan kami ingatkan," kata Suryadi. Nantinya untuk pengawasan pasca penertiban, Satpol PP akan menurunkan tiga regu petugas yang memantau secara berkala. (den)

No comments:

Post a Comment