Sunday, 14 September 2014

LPG 3 Kg batal Naik

PATRANG -PT. Pertamina dan Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak Bumi dan Gas (Hiswana Migas) telah menetapkan harga jual LPG 12 kilogram maksimal ke sebesar Rp 121.000 per tabung. Hal ini terlansir seusai Rapat Hiswana Migas pada, Sabtu (13/9) kemarin.
            Penatapan ini dilakukan oleh Hiswana Migas setelah adanya informasi resmi dari PT. Pertamina untuk menaikkan harga jual LPG ukuran 12 kilogram sebesar Rp 1.500 per kilogram. Harga jual di kalangan agen diproyeksikan berkisar antara Rp 110.800 per tabung sampai Rp 114.200 per tabung.
            Harga tersebut tergantung jarak dari Supplai Point atau jarak dengan lokasi pengisian Bahan Bakar Elpiji yang berada di Surabaya. Harga jual LPG 12 kilogram di kalangan masyarakat berdasarkan musyawarah seluruh anggota Hiswana Migas.
            “Harga jual LPG 12 kilogram sebesar Rp 120.619 per tabung. Dibulatkan menjadi Rp 121.000 per tabung. Harga itu sudah termasuk Pph dan margin keuntungan setiap agen dan pangkalan LPG,” terang Ketua Hiswanana Migas wilayah eks Karesidenan Besuki, Benny Satriya.
            Benny menilai, harga jual LPG 12 kilogram tersebut masih berada di wilayah kewajaran. Pasalnya, untuk di daerah di luar pulau jawa, harga jual LPG 12 kilogram di kalangan konsumen jauh lebih tinggi dibandingkan dengan di Kabupaten Jember.
            “Salah satu contohnya di Bangka belitung. Disana harga jual LPG 12 kilogram sudah mencapai Rp 181.000 per tabung. Harga jual di Kabupaten Jember ini sudah seimbang,” papar Benny.
            Sebelumnya, diprediksi dengan kenaikan harga jual LPG 12 kilogram akan berdampak pada kenaikan harga jual LPG bersubsidi ukuran 3 kilogram. Namun hal tersebut urung dilakukan. Pasalnya, secara variabel, kenaikan LPG 12 kilogram masih dinilai tidak terlalu berpengaruh dengan konsumsi LPG 3 kilogram.
            “Kenaikan LPG 3 kilogram kemungkinan akan terjadi ketika BBM (Bahan Bakar Minyak) akan naik tahun ini. Karena BBM menjadi bahan bakar transportasi kami,” ungkapnya.
            Namun dengan batalnya kenaikan harga jual LPG 3 kilogram membuat beberapa masyarakat dikhawatirkan akan banyak melakukan perpindahan konsumsi LPG dari non subsidi ukuran 12 kilogram, dan beralih menggunakan LPG bersubsidi ukuran 3 kilogram.
“Pada waktu konversi minyak tanah ke gas (tahun 2008), saya perkirakan migrasi yang terjadi sekitar 30 persen dari konsumen LPG 12 kg ke LPG 3 kg. Ternyata, realitanya sekitar 60 persen konsumen melakukan migrasi. Apalagi dengan meningkatnya harga LPG 12 kg saat ini, maka 99% penggunanya dipastikan akan berpindah ke LPG 3 kg,” terang pemilik usaha PT. Harlindo, Yulius Hartono beberapa waktu lalu.
Menurut Yulius, migrasi atau perpindahan konsumsi itu diakibatkan selisih harga yang terlalu tinggi antara LOG 3 kilogram sebagai barang berusbidi dan LPG 12 kilogram sebagai barang non subsidi.
Dengan konsumsi yang sama yakni 12 kilogram, masyarakat yang menggunakan LPG 12 kilogram mengeluarkan biaya sebesar Rp 121.000. sedangkan jika menggunakan LPG 3 kilogram sebanyak 4 kali ganti tabung (12 kilogram), maka mereka mengeluarkan biaya sebesar Rp 60.000.
Namun PT. Pertamina akan menanggulangi hal ini dengan menerapkan Sistem Monitoring LPG 3 kilogram (Simol3k) agar distribusi LPG bersubsidi maupun non subsidi bisa sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
“Simol3k sudah jalan. Dalam sistem itu kita buat database agen dan pengkalan mulai dari alokasi, distribusi, stok dan titik lokasi. Dari sistem ini kita bisa lancar dan mudah untuk menelusuri data berikut pengawasan di setiap agen dan pangkalan,” terang Assistant Manager External Marketing Operation Region V Heppy Wulansari.
Heppy menambahkan, untuk kedepan pangkalang akan mendata para konsumennya dan juga jumlah pembeliannya. “Sehingga, jika ada penyimpangan diharapkan bisa segera ditelusuri hingga tingkat konsumen,” ucapnya.
Mengenai perpindahan penggunaan LPG 12 kilogram ke LPG 3 kilogram, Heppy menilai hal itu tidak akan banyak terjadi. Pasalnya, konsumsi LPG 12 kilogram di Kabupaten Jember masih tergolong kecil. “Hanya sekitar 6 persen dari total pasokan LPG baik subsidi atau non subsidi,” jelasnya.
Heppy menyebutkan, konsumsi LPG  3 kilogram di Kabupaten Jember sekitar 160 ton per hari. Sedangkan LPG 12 kilogram hanya sekitar 10 ton per hari. “Itu sama dengan konsumsi LPG 3 kilogram sebanyak 53.300 tabung per hari. Sedangkan LPG 12 kilogram 833 tabung per hari,” pungkasnya.

No comments:

Post a Comment