Surat pemberitauan dari Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Jember untuk para pelaku bongkar muat diterima lagi oleh para koordinator bongkar muat, Selasa (9/9) kemarin. Surat tersebut menyatakan agar kegiatan bongkar muat harus sudah dipindah dari pinggiran Jalan Hos Cokroaminoto hingga batas waktu sampai Senin (15/9) mendatang.
Surat tersebut merupakan lanjutan dari surat pemberitahuan Dishub Jember beberapa waktu sebelumnya kepada para pelaku bongkar muat. Pihak Dishub akan menjalankan pengaturan arus lalu lintas di daerah Pasar Tanjung, hal ini akan berdampak pada meningkatnya arus lalu lintas yang berada di jalan Hos Cokroaminoto. Oleh sebab itu, kegiatan bongkar muat di depan halte jalan tersebut yang dianggap mengganggu arus lalu lintas harus dipindahkan.
Sebelumnya pihak Dishub telah menawarkan lapangan Talangsari sebagi lokasi sementara unttuk bongkar muat. Pasalnya, lokasi tersebut sudah dikatakan layak bagi para pelaku bongkar muat karena berdekatan dengan area pasar Tanjung.
Namun dikarenakan, pihak pengelola Lapangan Talangsari yakni Ketua RW setempat tidak hadir pada, Senin (8/9), maka belum ada keputusan mengenai pemindahan lokasi bongkar muat.
Sementara itu, beberapa pelaku bongkar muat saat ini melakukan spekulasi percobaan tempat baru untuk bongkar muat. Salah satunya yaitu Hadi Siswanto, koordinator PT. Jaya Emas itu berencana akan menggunakan lokasi eks bioskop Indra di daerah timur Pasar Tanjung.
“Saya kemarin sudah koordinasi dengan pihak pengelola disana. Katanya tidak apa-apa dipakai sementara. Karena kami tidak mempunyai lokasi lagi sampai tanggal 15 September ini,” ungkapnya.
Rencananya dia bersama koordinator lain yakni Muhammad Zuhra untuk memanfaatkan lokasi tersebut. Namun dikarenakan lokasinya yang lebih jauh dibandingkan lokasi bongkar muat sebelumnya, dia tidak akan mengirimkan semua barang dengan menggunakan jasa kereta dorong bertenaga manusia yang biasanya dilakukannnya.
“Untuk daerah Pasar Tanjung dan sekitarnya, masih akan kirim menggunakan kereta dorong seperti biasa. Tetapi untuk daerah Nico sampai pertokoan masjid jami’ atau geladak kembar, kami akan bongkar muat berkeliling menggunakan angkutan ke setiap toko tujuan,” paparnya.
Hal ini dilakukan karena lokasi kawasan pertokoan tersebut sangat jauh dari jangkauan para kuli dorong. Di sisi lain, pihak kuli tidak mendapatkan biaya lebih dari para perusahaan ekpedisi dan para pemilik toko mengenai hal ini. “Jadi, urusan teknis ini kami yang harus mengatur. Bos tidak akan mau tau tentang ini,” cetusnya.
Sampai saat ini pihaknya masih menjalankan bongkar muat di jalan Cokroaminoto walaupun para koordinator lain sudah terlebih dulu pindah ke lokasi lain.
Sementara itu, Ketua Unit bongkar muat di jalan tersebut, Ahmad Zahuri sebelumnya mengatakan, akan memulai untuk melakukan bomgkar muat di Jalan Samanhudi yang sudah ditinggalkan oleh para PKl setempat.
Dia menilai, saat ini lokasi tersebut hanya digunakan oleh kendaraan-kendaraan pribadi untuk parkir. Ketika ada ruang untuk memarkir kendaraan bongkar muatnya, maka disitu bisa digunakan untuk melakukan bongkar muat.
Perusahaan ekpedisi Sumbersari ini dimiliki oleh pengusaha dari Ajung, dan sekitar 80 persen barang yang telah dipesan akan disalurkan ke Pasar Tanjung, baik berupa konveksi maupun jenis barang lain “Masih secara kondisional, ada ruang kami coba manfaatkan. Karena masih belum ada kepastian bagi kami,” terangya.
Menurut beberapa pelaku bongkar muat, Jalan Samanhudi merupakan lokasi strategis untuk melakukan bongkar muat karena lebih dekat dengan pasar tanjung sebagai lokasi tujuan barang yang dipesan.
Namun hal ini akan menimbulkan permasalahan baru, pasalnya, setelah semakin lengangnya jalan Samanhudi pasca relokasi PKL, membuat rencana pengaturan arah arus lalu lintas sekitar Pasar Tanjung akan terganggu. Karena jalan yang sudah lengang akan kembali dipenuhi oleh kegiatan bongkar muat yang sebelumnya dianggap mengganggu arus lalu lintas.(den)
No comments:
Post a Comment