Jumlah penyandang HIV Aids di Kabupaten Jember mengalami peningkatan sebesar 22 kali lipat sejak tahun 2007 sampai pertengahan tahun 2014 ini. Dari data yang dilansir oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Jember, jumlah penyandang HIV Aids atau biasa disebut ODHA (Orang Dengan Hiv Aids) tahun 2007 sebanyak 59 orang, saat ini jumlah ODHA sebanyak 1.335 orang.
Pengetahuan seksiologi yang kurang di kalangan masyarakat, dimungkinkan menjadi salah satu faktor penyebab bertambahnya jumlah ODHA ini. Selain itu, penanaman iman dan ketaqwaan juga dinilai masih kurang membentengi beberapa kalangan masyarakat untuk melakukan perbuatan yang dapat menimbulkan HIV Aids pada dirinya.
“Terus mengalami peningkatan, pada tahun 2011 penyandang HIV sebanyak 180 orang, tahun 2012 sebanyak 231 orang, tahun 2013 lalu sebanyak 296 orang. Dan per bulan Juli tahun ini korban sudah mencapai 217 orang,” terang Humas Dinas Kesehatan Kabupaten Jember, Yumarlis saat memberikan penyuluhan HIV Aids di Sekolah Tinggi Agama Islam Al- Qodiri (STAIQOD) beberapa waktu lalu.
Dari total jumlah penyandang HIV Aids itu, sebagian besar penderita didominasi oleh masyarakat berusia produktif, yakni antara usia 25 tahun sampai 49 tahun sebanyak 974 orang atau sekitar 70 persen dari total penderita sejumlah 1.335 orang.
Di urutan kedua, ditempati oleh masyarakat usia 20 tahun sampai 24 tahun yakni sebanyak 197 atau sekitar 15 persen dari jumlah keseluruhan. Banyaknya penderita HIV pada usia ini dikarenakan pada usia ini banyak terjadi penyimpangan seksual seperti Heteroseks atau berganti ganti pasangan dan juga penggunaan narkoba dengan jarum suntik.
Untuk kategori pekerjaan, ibu rumah tangga menjadi penderita HIV Aids tertinggi yakni sebanyak 322 orang. Di urutan kedua ditempati wiraswasta dengan jumlah 245 orang. Selanjutnya ditempati oleh Pekerja Seks Komersial (PSK) sebanyak 189 orang. Sedangkan untuk penderita yang paling sedikit terkena yaitu kalangan manager atau eksekutif dan juga pelaut yaitu hanya satu orang.
“Ibu rumah tangga ini bisa tertular oleh suami yang terlebih dulu terjangkit HIV. Oleh sebab itu, jangan dianggap remeh penyakit ini. Karena bisa menimpa siapa saja, termasuk ibu rumah tangga dan anak-anak,” ungkap Yumarlis.
Dia menambahkan, banyak orang yang sebenarnya terjangkit HIV tetapi tidak merasakannya bahkan mereka terlihat dan merasa sehat. Dan mereka juga tidak mengetahui bahwa mereka sudah terjangkit HIV.
“Satu-satunya jalan agar mereka mengetahui apakah terjangkit yaitu harus melakukan tes HIV. Tetapi diharap jangan khawatir karena rahasia pasti dijamin aman. Dan para petugas kesehatan juga akan mendampingi penderita,” ujarnya.
Yumarlis menghimbau kepada masyarakat umum, jika mengetahui tetangga atau seseorang yang diketahui menderita HIV untuk tidak mengucilkan mereka dan menjauh dari mereka karena takut tertular penyakit yang sama.
“Jangan dikucilkan. Penyakit itu (HIV) tidak menular kecuali melalui transfusi darah, hubugan seksual, pemakaian jarum suntik yang tidak stereil dan dipakai bersama sama, hubugan seksual, dan juga melalui persalinan dari ibu yang menderita HIV kepada anak yang baru dilahirkan itu. Selain itu, penyakit ini tidak akan menular,” pungkasnya. (den)
No comments:
Post a Comment